Wednesday, May 15, 2013

35-FINAL EXAM

Es Krim Kelapa Muda

Bahan :
  • 1/2 ltr sus segar 
  • 100 ml air kelapa muda
  • 1 sdk tepung maizena, larutkan sedikit dalam air
  • 3 telur ayam, ambil kuningnya saja lalu dikocok
  • 200 gr daging kelapa muda
  • 100 mk krim kental





Cara membuat :
  1. Campurkan susu dan air kelapa muda kemudian aduk rata.
  2. Masak diatas api kecil sambil diaduk terus hingga panas.
  3. Masukkan cairan mazena kemudian aduk terus hingga mendidih.
  4. Ambil sedikit adonan kemudian aduk dengan kuning telur.
  5. Masukkan kembali ke adonan. Masak hingga mendidih kemudian angkat dan terus diaduk hingga uapnya hilang.
  6. Tambahkan daging kelapa muda dan krim kemudian aduk rata.
  7. Setelah agak dingin, masukkan  ke dalam freezer hingga setengah beku.
  8. Aduk kembali hingga rata kemudian simpan dalam freezer hingga beku.
  9. Sajikan dalam gelas-gelas kecil.

Wednesday, May 1, 2013

Bakpao Isi Kacang Hijau

Bahan A :
  1. 500 gr tepung terigu
  2. 2 Sdt ragi instant
  3. 200 ml air

Bahan B :
  • 500 gr tepung terigu
  • 2 sdt baking powder
  • 250 gr gula pasir
  • 1 sdt garam
  • 200 ml air
40 gr mentega putih

ISI  : Pasta kacang hijau siap pakai

Bahan A :
siapkan mangkuk besar, masukkan tepung terigu, ragi instant, dan air aduk-aduk hingga adonan tercampur rata. tutup mangkuk dengan lap yang bersih diamkan selama 120 menit hingga mengembang sisihkan.

Bahan B :
Siapkan mangkuk besar yang lain, masukkan tepung terigu, baking powder, gula pasir, garam, air dan mentega putih. Uleni dengan tangan hingga adonan tercampur rata. Lalu masukkan ke dalam adonan tepung dan ragi yang telah didiamkan selama 2 jam. Uleni lagi hingga adonan benar-benar kalis dan tidak di lengket di tangan. tutup adonan dengan lap basah yang bersih, diamkan kembali selama 60 menit hingga mengembang. Setelah adonan mengembng, kempeskan dengan cara dipukul-pukul pastikan semua udara sudah terbuang dari adonan dengan cara diuleni kembali. lalu adonan di bentuk bulat  besar dan diamkan selama 10 menit.
Potong adonan lalu timbang seberat 30 gr berat atau sesuai selera bentuk bulatan, lalu pipihkan. isi bagian tengahnya dengan pasta kacang hijau siap pakai. tutup dan bulatkan kembali. lalu taruh di atas kertas roti yang sudah dipotong sesuai ukuran bakpao. diamkan selama 10 menit hingga sedikit mengembang. panaskan alat pengukus dengan api sedang.
lalu susunan adonan yang telah diisi di dalamnya. bungkus tutup dandang dengan kain atau serbet bersih. kukus bakpao selama 15 menit hingga matang dan mengembang. Angkat dan sajikan hangat.
Anjing dan Bayangannya
Aesop

Seekor anjing yang mendapatkan sebuah tulang adan seseorang, berlari-lari pulang ke rumahnya
secepat mungkin dengan senang hati. Ketika dia melewati sebuah jembatan yang sangat kecil, dia merunduk ke bawah dan melihat bayangan yang terpantul dari air di bawah jembatan itu. Anjing yang serakah ini mengira dirinya melihat seekor anjing lain membawa sebuah tulang yang lebih besar dari miliknya.

Bila saja dia berhenti untuk berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah bayangannya. Tetapi anjing itu tidak berpikir apa apa dan malah menjatuhkan tulang yang diabawanya dan langsung melompat ke dalam sungai, Anjing serakah tersebut dengan susah payahberenang menuju ke tepi sungai. Saat dia selamat tiba di tepi sungai, dia hanya bisa berdiri termenung dan sedih karena tulang yang dibawanya malah hilang, dia kemudian menyesali apa yang terjadi dan menyadari betapa bodoh dirinya.

Wednesday, December 1, 2010

45-VIII-11-Wilbert-Final Exam

Bahan :
  • 1/2 ltr sus segar
  • 100 ml air kelapa muda
  • 1 sdk tepung maizena, larutkan sedikit dalam air
  • 3 telur ayam, ambil kuningnya saja lalu dikocok
  • 200 gr daging kelapa muda
  • 100 mk krim kental





Cara membuat :
  1. Campurkan susu dan air kelapa muda kemudian aduk rata.
  2. Masak diatas api kecil sambil diaduk terus hingga panas.
  3. Masukkan cairan mazena kemudian aduk terus hingga mendidih.
  4. Ambil sedikit adonan kemudian aduk dengan kuning telur.
  5. Masukkan kembali ke adonan. Masak hingga mendidih kemudian angkat dan terus diaduk hingga uapnya hilang.
  6. Tambahkan daging kelapa muda dan krim kemudian aduk rata.
  7. Setelah agak dingin, masukkan  ke dalam freezer hingga setengah beku.
  8. Aduk kembali hingga rata kemudian simpan dalam freezer hingga beku.
  9. Sajikan dalam gelas-gelas kecil.

Tuesday, November 30, 2010

Platipus


Platipus adalah hewan semi-akuatik yang banyak ditemui di bagian timur benua Australia. Walaupun Platipus bertelur tapi ia tergolong ke dalam kelas Mammalia karena ia menyusui anaknya. Platipus juga sering dikenal dengan nama duck-billed Platypus atau Platypus berparuh bebek disebabkan bentuk paruhnya yang menyerupai bebek.
Platipus termasuk binatang yang aneh dari kerajaan Animalia. Binatang ini Mamalia tapi bertelur (mayoritas Mammalia beranak seperti anjing, kucing, beruang, dan sebagainya). Platipus memiliki paruh yang seperti bebek dan kaki berselaput. Seperti halnya kangguru dan koala, platipus menjadi simbol fauna Australia dan dapat ditemui di koin 20 sen Australia.
Platipus.

Fisiologi

Temperatur tubuh platipus kira-kira 32oC. Temperatur ini lebih rendah dari kebanyakan Mammalia (sekitar 38oC). Tubuh platipus ditutupi bulu berwarna coklat yang menjaga agar tubuhnya tetap hangat. Kaki platipus berselaput seperti bebek. Platipus juga memiliki paruh seperti bebek. Paruh ini digunakan sebagai organ sensor.
Berat platipus berkisar antara di bawah 1 kg sampai dengan lebih dari 2 kg. Panjang tubuhnya sekitar 30-40 cm dan panjang ekornya sekitar 10-15 cm (jantan) dan 8-13 cm (betina). Platipus jantan lebih besar hingga 3x betinanya.
Platipus juga adalah hewan berbisa. Bisa ini digunakan dalam pertarungan perebutan wilayah atau pertempuran antar teman.

Ekologi dan tabiat

Platipus adalah hewan malam dan semi-akuatik. Platipus adalah perenang yang baik dan menghabiskan banyak waktunya di dalam air untuk mencari makanan. Ketika berenang, platipus menutup matanya rapat-rapat dan menyerahkan sisanya kepada indra lainnya. Keempat kaki platipus berselaput. Ketika ia berenang, ia mengayuh dengan menggunakan kedua kaki depannya. Dan untuk menjaga keseimbangan tubuhnya digunakan ekornya dan kedua kaki belakangnya. Platipus memakan cacing, larva serangga, dan yabbie yang digalinya atau ia tangkap pada saat berenang.

Reproduksi

Platipus menelurkan telur yang mirip dengan telur reptil, dan sedikit lebih bundar daripada telur burung. Platipus betina biasanya menelurkan dua telur pada saat yang bersamaan. Walaupun kadang-kadang memungkinkan platipus betina menelurkan satu atau tiga telur. Periode inkubasi-nya terbagi menjadi tiga bagian.
  • Tahap pertama: embrio tidak memiliki satupun organ fungsional dan bergantung pada kantung merah telur untuk bernafas.
  • Tahap kedua: jari-jari kaki mulai muncul.
  • Tahap ketiga: gigi muncul.
Telur menetas seusai periode inkubasi yang berlangsung sekitar 10 hari. Setelah telur menetas, keluarlah bayi platipus tidak berambut yang langsung melekat pada induknya. Sang induk kemudian akan menyusui anaknya yang buta dan peka. Bayi platipus akan meninggalkan sarangnya setelah berusia 17 minggu (kurang lebih 4 bulan lewat).
Organ reproduksi platipus mirip dengan burung (aves). Platipus betina memiliki sebuah ovarium yang terdiri dari ovarium kanan dan ovarium kiri dimana ovarium kanan tidak tumbuh sempurna (sama dengan burung).
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Mammalia
Ordo:Monotremata
Famili:Ornithorhynchidae
Genus:Ornithorhynchus
Blumenbach, 1800
Spesies:O. anatinus
Nama binomial
Ornithorhynchus anatinus

Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku (atau paku-pakuan, Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di zaman Karbon, yang juga dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-hutan di bumi. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil sekarang ditambang orang sebagai batu bara.

Morfologi

Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris frond) yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu daun majemuk. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.

Daur hidup (metagenesis)


Protalium (panah merah) dengan tumbuhan paku muda
Protalium (panah merah) dengan tumbuhan paku muda
Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) juga memiliki daur seperti ini tetapi telah berevolusi lebih jauh sehingga tahap gametofit tidak mandiri. Spora yang dihasilkan langsung tumbuh menjadi benang sari atau kantung embrio.


Klasifikasi

Paku laut. Tumbuhan paku adaptif untuk tempat-tempat marginal.

Secara tradisional, Pteridophyta mencakup semua kormofita berspora, kecuali lumut hati, lumut tanduk, dan tumbuhan lumut. Selain paku sejati (kelas Filicinae), termasuk di dalamnya paku ekor kuda (Equisetinae), rane dan paku kawat (Lycopodiinae), Psilotum (Psilotinae), serta Isoetes(Isoetinae). Sampai sekarang pun ilmu yang mempelajari kelompok-kelompok ini disebut pteridologidan ahlinya disebut pteridolog.
Smith et al. (2006)[1] mengajukan revisi yang cukup kuat berdasarkan data morfologi dan molekular. Berdasarkan klasifikasi terbaru ini, Lycophyta (rane, paku kawat, dan Isoetes) merupakan tumbuhan berpembuluh yang pertama kali terpisah dari yang lain, sedangkan paku-pakuan serta tumbuhan berbiji berada pada kelompok lain. Selanjutnya terlihat bahwa semua kormofita berspora yang tersisa tergabung dalam satu kelompok besar, yang layak dikatakan sebagai anggota divisio tumbuhan paku (Pteridophyta). Dari hasil revisi ini juga terlihat bahwa sejumlah paku-pakuan yang dulu dianggap sebagai paku primitif (seperti Psilotum) ternyata lebih dekat berkerabat dengan paku tunjuk langit (Helminthostachys), sementara paku ekor kuda (Equisetum') sama dekatnya dengan paku sejati terhadap Marattia.
Dengan demikian, berdasarkan klasifikasi baru ini, tumbuhan paku dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Divisio: Lycophyta
dengan satu kelas: Lycopsida.
Divisio: Pteridophyta



Tumbuhan paku (Pteridophyta)
Polystichum setiferum
Polystichum setiferum
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Plantae
Divisi:Pteridophyta

Bunglon


Bunglon atau londok (bahasa Sunda) adalah sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku (familia)Agamidae. Kadal lain yang masih sesuku adalah cecak terbang (Draco spp.) dan soa-soa(Hydrosaurus spp.).
Bunglon meliputi beberapa marga, seperti BronchocelaCalotesGonocephalusPseudocalotesdan lain-lain. Bunglon bisa mengubah-ubah warna kulitnya, meskipun tidak sehebat perubahan warna chamaeleon (suku Chamaeleonidae). Biasanya berubah dari warna-warna cerah (hijau, kuning, atau abu-abu terang) menjadi warna yang lebih gelap, kecoklatan atau kehitaman.
   
Bronc jubata 050826 9797 ckup rsz.jpg











                                                                                                                                                                                                                                                          .                                                                           Anak bunglon surai di semak hias.   
  


Bunglon Surai

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Reptilia
Ordo:Sauria
Famili:Agamidae
Genus:Bronchocela
Spesies:B. jubata
Nama binomial
Bronchocela jubata
Duméril & Bibron, 1837



Bunglon Surai

Bunglon surai memiliki nama ilmiah Bronchocela jubata Duméril & Bibron, 1837. Dalam bahasa lain, dikenal dengan nama bunglon (Jkt., Jw.), londok atau lunduk (Sd.), atau green crested lizards(Ingg.). Nama lainnya dalam bahasa Inggris cukup menyesatkan: bloodsuckers, karena pada kenyataannya kadal ini tidak pernah menghisap darah.
Bunglon ini menyebar di pulau-pulau Jawa, Borneo, Bali, Singkep, Sulawesi, Karakelang, kepulauan Salibabu, dan Filipina.

Deskripsi tubuh

Bunglon kebun yang berukuran sedang, berekor panjang menjuntai. Panjang total hingga 550 mm, dan empat-perlimanya adalah ekor. Gerigi di tengkuk dan punggungnya lebih menyerupai surai ("jubata" artinya bersurai) daripada bentuk mahkota, tidak seperti kerabat dekatnya B. cristatella(crista: jambul, mahkota). Gerigi ini terdiri dari banyak sisik yang pipih panjang meruncing namun lunak serupa kulit.
Kepalanya bersegi-segi dan bersudut. Dagu dengan kantung lebar, bertulang lunak. Mata dikelilingi pelupuk yang cukup lebar, lentur, tersusun dari sisik-sisik berupa bintik-bintik halus yang indah.
Dorsal (sisi atas tubuh) berwarna hijau muda sampai hijau tua, yang bisa berubah menjadi coklat sampai kehitaman bila merasa terganggu. Sebuah bercak coklat kemerahan serupa karat terdapat di belakang mulut di bawah timpanum. Deretan bercak serupa itu, yang seringkali menyatu menjadi coretan-coretan, terdapat di bahu dan di sisi lateral bagian depan; semakin ke belakang semakin kabur warnanya.
Sisi ventral (sisi bawah tubuh) kekuningan sampai keputihan di dagu, leher, perut dan sisi bawah kaki. Telapak tangan dan kaki coklat kekuningan. Ekor di pangkal berwarna hijau belang-belang kebiruan, ke belakang makin kecoklatan kusam dengan belang-belang keputihan di ujungnya.
Sisik-sisik bunglon surai keras, kasar, berlunas kuat; ekornya terasa bersegi-segi. Perkecualiannya adalah sisik-sisik jambul, yang tidak berlunas dan agak lunak serupa kulit.

Kebiasaan


Bunglon yang kerap ditemukan di semak, perdu dan pohon-pohon peneduh di kebun dan pekarangan. Sering pula didapati terjatuh dari pohon atau perdu ketika mengejar mangsanya, namun dengan segera berlari menuju pohon terdekat.
Reptil ini memangsa berbagai macam serangga yang dijumpainya: kupu-kupu, ngengat, capung, lalat dan lain-lain. Untuk menipu mangsanya, bunglon ini kerap berdiam diri di pucuk pepohonan atau bergoyang-goyang pelan seolah tertiup angin. Sering juga bunglon surai terlihat meniti kabel listrik dekat rumah, untuk menyeberang dari satu tempat ke tempat lain.
Bunglon surai bertelur di tanah yang gembur, berpasir atau berserasah. Seperti umumnya anggota suku Agamidae, induk bunglon menggali tanah dengan mempergunakan moncongnya. Kulit telurnya berwarna putih, lentur agak liat serupa perkamen.
Sebuah pengamatan yang dilakukan di hutan Situgede, Bogor mencatat bahwa telur bunglon surai dipendam di tanah berpasir di bawah lapisan serasah, persisnya di bawah semak-semak di bagian hutan yang agak terbuka. Telur sebanyak dua buah, lonjong panjang lk. 7×40 mm, diletakkan berjajar dan ditimbun tanah tipis. Di Gunung Walat, Sukabumi, didapati telur yang diletakkan di lapisan humus yang halus di tengah-tengah jalan setapak.


Keistimewaan

Di saat Bunglon merasa terancam , Ia akan mengubah warna kulitnya menjadi serupa dengan warna lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaannya tersamarkan. Fungsi penyamaran demikian disebut kamuflase. Hal ini berbeda dengan "mimikri", yakni penyamaran bentuk atau warna hewan yang menyerupai makhluk hidup lain.